30 Desember 2017

10 My Unlucky Moment Selama Liburan di Sumbar


Biasanya aku selalu menghiasi blog ini dengan cerita-cerita travelling yang menyenangkan. Padahal kadang dibalik perjalanan yang menyenangkan, ada juga kejadian-kejadian yang bikin kesel tapi nggak diumbar. Nah kali ini aku mengalami buanyak banget “Apes Moment“ yang bikin jari aku gatal banget mau ceritain diblog ini. So, ini dia 10 ke apesan yang aku dapat selama 5 hari liburan ke Sumbar (23-27 Desember 2017).



Aku urutkan ceritanya dari kesialan paling receh sampai kesialan paling bikin pingsan. So, baca sampai habis yaa pemirsah ^_^


1. Salah packing
FYI aku travel ke Sumbar dengan rombongan guru-guru sekolah ummiku. Nebeng gitu guys. Aku sama sekali nggak tau rencana disana ngapain aja, kemana aja dan gimana teknis perjalanannya. Terima bersih deh pokoknya. Aku Cuma dikabari sekali untuk konfirmasi jadi apa enggak ikut. Disitu juga aku tanya perjalanan tanggal berapa dan berapa hari. Waktu itu bu Mila, guru yang menelpon aku bilang, perjalanan 3 hari doang, dengan destinasi tujuan belum jelas. Bu Mila  kasih tau clue nya, banyak main air. So, aku pack baju untuk 3 hari aja.

Dan taraaaa…. Waktu udah ready berangkat, lagi nunggu mobilnya ngejemput guru lain, baru deh aku tau kalau perjalanannya 5 hari.
Toeng! 

Pantas aja bawaan yang lain pada heboh banget. Tas besar, carier untuk naik gunung, bahkan koper. Aku yang paling simple banget cuma bawa 1 ransel dan 1 tas ala goodie bag gitu. Mereka awalnya salut atas ke simple an aku dalam ngepack barang. malah sempet di puji.

“Ya si Icha kan udah sering travelling kemana-mana. Dia udah dapat triknya jalan-jalan simple. nggak rempong kayak kita.” Kata Bu Mila yang aktif ngikutin socmed dan blog aku. disitu aku rada bangga dikit. Eh ternyata waktu aku tanya, liburannya 5 hari. Bukan 3 hari. Huaaa…

Untung aku pinter ngakalin baju, dan sampai hari ke lima baju di tas kepake semua. Berkat laundry dan nyuci di kamar hotel. Muehehehe..

2. Dimana-mana penuh orang
Sudah tak bisa dipungkiri lagi bahwa people zaman now banyak yang haus piknik. Terutama semenjak instagram booming. Bahkan yang tadinya anak rumahan pun sekarang ngaku-ngaku jadi traveller. Jadilah tempat-tempat wisata penuh orang. berdesakan. Kalau sudah berdesakan begitu dimana mau enjoying view nya. Gimana mau enjoying momentnya. Jangankan untuk berfoto dengan latar landscape , mau jalan aja susah cyin…

Ditambah lagi kita liburan disaat semua orang satu Indonesia juga lagi liburan. Ya iyalah, namanya juga kita pekerja, bukan pengusaha atau horang kayah yang nggak perlu kerja tapi duitnya ngalir terus. Huhuhu..
PADANG goes to DADANG
3. Cuaca tidak bersahabat
Dari awal berangkat, cuaca memang sudah menunjukkan tanda-tanda tidak bersahabat. Begitu sampai di destinasi pertama, pemandian air panas yang ada di Solok, hujan mulai turun rintik-rintik. Jadi kami berendam di air panas sambil kehujanan. Lawak kan.
 
Hujan juga masih setia ketika kami ke Pantai Carocok Painan, jaraknya 2 jam dari kota Padang. Kami berangkat jam 6 pagi dari hotel dan melewatkan sarapan pagi di hotel demi mengejar pantai carocok di Painan supaya nggak macet. Macet memang tidak kami dapati, tapi begitu sampai di pantai, hujan turun lebat. Hampir 1 jam kami menunggu di kios-kios penjual topi pantai dan akhirnya menyerah….
Kami pun sepakat untuk kembali ke Padang, dengan rencana mencari lokasi wisata yang indoor. Seperti mall atau museum. Sudah sempat kami browsing jadwal film di bioskop untuk menghabiskan hari itu, dari pada tidur-tiduran siang bolong di hotel, mending nge Mall, nonton atau main di timezonenya.

Alhamdulillahirobbil alamin..
Setengah jam perjalanan dari Painan ke Padang, kami mendapat telpon dari saudara Kak Dewi yang tadinya bakal jadi guide kami seharian di Painan, bahwa hujan udah reda.

Penampakan pantai Carocok Painan di saat Hujan lebat.
 Mobil pun heboh, antara mau kembali ke Painan atau lanjut ke Padang. Akhirnya diputuskan untuk putar balik ke pantai.

Tapi begitu kami sampai di parkiran pantai,

Taraaaa… hujan turun lebih deras dari sebelumnya. Beberapa ada yang tetap stay di mobil, sedangkan aku dan beberapa guru lainnya jalan di bawah hujan menuju ke pondokan yang ada di bibir pantai untuk makan siang sambil berdoa hujan segera reda. Hampir sore, hujan baru reda, dan kami langsung start untuk ambil paket water sport.

4. Tukang foto amatir
Dari pantai carocok, kami menyeberang dengan perahu ke Pulau Cingkuak. Di pantai cingkuak banyak banget penawaran water sport. Kayak banana boat, ufo, donuts dan juga snorkeling. Tentu saja aku langsung berbinar-binar dengan penawaran terakhir. Tujuan utamaku ke Sumbar adalah snorkeling di Pulau sambil underwater foto. Kami pun ambil paket seharga 100k dengan fasilitas :
-Banana boat   -Ufo      -Donuts        -Underwater photo


Kalau Cuma underwater photo doang, bayar 50k. jadi lebih untung ambil paket 100k.
Kami pun mulai ambil foto bawah laut. Yang airnya udah keruh banget karena ramenya manusia disana. Ditambah lagi boat yang bolak-balik narik banana boat dan water sport yang lainnya. Kamera B Pro yang digunakan nggak sanggup melawan ke keruhan air, akhirnya hasil foto underwater pun mengecewakan.

Nggak mau rugi karena udah bayar 50k utuk foto itu, aku pun minta si adik tukang foto untuk merekam aktifitas aku lagi snorkel. Siapa tau hasilnya lebih bagus dari pada pake HP aku yang dibungkus dengan waterproof case murahan.  Dengan senang hati dia ngerekam aku lagi renang di antara karang dan ikan-ikan warna warni yang kami umpan pakai remah-remah kacang.

Dan taraaaa… hasilnya bikin esmosi.
Ternyata semua video di rekam cuma berdurasi 1 detik. Si adik tukang foto very amatir ngirain mungkin dia lagi ngerekam, padahal dia lagi matiin rekamannya. Terbukti dari rekaman video lainnya adalah video acak adul moment akunya lagi siap-siap mau nyelam.

Arrghhh…..
Dan hasil foto dan video baru aku lihat ketika kami udah beranjak meniinggalkan pantai. Rasanya pengen balik lagi dan minta ganti rugi sama si adik amatir, tapi apalah daya. Aku cuma bawa pulang hikmahnya aja, cek lah foto sebelum meninggalkan lokasi.


5. Foto underwater lenyap!
Foto dan video 1 detik itu aku copy ke HP kak Iyas, yang mana HP nya baru sebulan dan memori internalnya masih banyak. Foto-foto yang keruh tapi lumayan buat koleksi underwater photo itu aku simpan di satu folder. Disitu juga ada foto underwater guru-guru lainnya.

2 hari kemudian aku pun minta kirimin foto itu ke Kak Iyas. Dan Yaps! Folder titipan aku sudah ludes dihapus. Karena kak Iyas pikir aku sudah copy. Padahal  belum. Dan tumbenan kak Iyas ngehapus foto tanpa konfirmasi -___-

Huaaaa… melayang duit 50k guaaa… Bukan Cuma soal duit 50k aja sih, tapi dokumentasi moment snorkel nya yang nggak tau kapan bisa di ulang lagi. Huhuuhu..
Aku pun kelojotan di mobil

6. Kacamata renang ketinggalan di Pantai
Sejak kuliah PPG, aku hobi banget renang. Karena kolam renang UNIMED bangus banget, dekat dari asrama dan juga tiket masuknya Cuma 2k (Harga pakai KTM). Sejak itu aku beli kacamata renang. Sebenernya di dalam kolam renang ada sih yang jual kacamata renang standar seharga 60 ribuan. Tapi aku mau yang agak bagusan dikit, biar tahan lama.

Jadilah aku berhari-hari browsing di olshop. Membanding-bandingkan harga dan kualitas. Sampai akhirnya memutuskan untuk beli di Lazada. Aku lupa harganya tapi kalau nggak salah sekitaran 190-250k. kacamata itu dilengkapi anti UV dan anti embun. Nunggunya juga cukup lama karena katanya di impor dari china. Aku harus menunggu 3 minggu baru bisa dapetin kacamata itu.

Dan waktu snorkel kemaren, ada kacamata  yang disediakan. Aku nyobain mana yang lebih jernih, sedangkan kacamata renangku aku titipkan di leher Kak Dewi. Setelah itu Kak Dewi balik ke pantai (nggak jadi nyelam karena takut. Hahaha) sedangkan aku asik renang-renang gaje.

Di perjalanan balik dari pantai menuju hotel, barulah aku tau kenyataan bahwa kacamata renang kesayanganku itu ketinggalan di kran bak mandi waktu Kak Dewi bilas.

Oh my god! Kesialan macam apalagi ini. huhuhu

Kak Dewi berkali-kali bilang maaf. Sedangkan aku merasa aku yang bodoh. Kenapa juga itu kacamata aku bawa ke laut kalo bakalan nggak dipake. Bukan salah Kak Dewi juga melupakan kacamata itu dan meninggalkannya di kran. Huaa 

Aku cuma berpesan kepada yang menemukannya, manfaatkan dengan baik untuk berenang. Karena berenang juga adalah salah satu sunnah nabi. #sokTEGAR

7. Gagal pakai sunscreen
Dari sebelum ada rencana mau liburan bareng guru-guru, aku udah nyiapin beberapa item khas holiday. Kayak kacamata pantai (yang akhirnya juga nggak ke pake karena selalu ketinggalan dalam mobil), dan sunscreen dengan SPF 50+.

Sebelum ke pantai carocok, aku udah apply krimnya ke muka dan tangan. Bahkan aku apply ulang setelah kena hujan. Tapi pada saat kedatangan kami yang ke dua ke pantai carocok, aku meninggalkan pounch aku di mobil. Sedangkan setelah berwudhu untuk sholat zuhur, sunscreen nya pasti hilang. Mau ambil tapi parkiran mobilnya jauh. Akhirnya aku pasrah nggak pake sunscreen yang aku cari berhari-hari sampai nitip ke temen buat nyariin di 3 tempat yang akhirnya Cuma disimpan manis di mobil. Dan ya! pulang dari pantai muka sensitif aku ini gosoooong…!!


8. Tas putus
 Tas ini adalah kado dari Rama. Belum genap sebulan aku pake. Aku sayang banget sama tas ini, karena selain harganya mahal, tas ini adalah pemberian seseorang. Aku selau appreciate banget sama barang pemberian dari pada barang yang aku beli sendiri. Dan apesnya, aku nggak tau kapan dan dimana tali itu bisa putus. Udah sampe rumah baru tau kalau ada tali yang hilang. Mungkin waktu aku narik dari bagasi mobil yang penuh banget sama barang. apes… apes..
Rama itu murid aku di kelas V btw :p
               

9. Hotel mahal tidak sesuai iklan
Hari ke 3 sampai di parkiran Hotel Bukit Tinggi dengan tulisan  "MAAF, HOTEL PENUH" di depan pintu masuk. Untunglah cekgu lain sudah booking dari 3 hari yang lalu. itu pun sudah browsing kemana-mana nyari 7 kamar di satu hotel. Akhirnya kami dapat kamar dengan harga sama, tapi kualitasnya beda jauh. kamar yang aku tempati sampai ada ember untung menampung air yang bocor dari atap. kami sampai harus sholat di atas kasur karena lantainnya digenangi air. Hotel macam apa ini  -____-
 *I Can't mention the hotel name. kalo kepo, DM aja :D

10.  Bayar loundry 700.000!
Kejadian ini terjadi di hotel pertama tempat kami menginap, namanya Hotel Deivan. Letaknya lumayan strategis di tengah kota, dekat pantai Padang. Pas banget di samping museum Adityawarman. Desain hotelnya juga oke. Tapi harga loundrynya bikin pingsan!

Sebelum melipir ke hotel ini, agenda kami adalah mandi di air panas. Jadi nyampe hotel bawa baju basah. Langsung aja kepikiran buat di laundry, toh kita-kita bakalan nginap disini dua malam. Aku sempat nanya sih harga laundry sama roomservice waktu kami baru aja nyampe.

“Londrynya per pics. Saya nggak tau harga pastinya, awak baru magang 3 hari disini. Sabanta yo ni, wak tanyoan ka bawah.” Kata room service dengan bahasa campuran indo-minang yang artinya, “tunggu sebentar ya, Kak. Saya tanyakan dulu ke bawah.”

Setelah itu nggak ada follow up atas pertanyaan kami. Aku dan 3 orang temen lainnya langsung nyerahin kresek hitam berisi baju basah itu.
 
malam ke dua datang baju dan 2 lembar bill dengan total 659.000. karena nggak ada kembaliannya, si Dwi dengan senang hati ngasi kembalian sebagai tips buat room servicenya. Begitu pintu ditutup. Dwi langsung meraung-raung nggak rela.
Huaaa…..
 

 Zoom dan Rotate HP biar kalian bisa lihat harga loundry yang bikin pingsan! Krik..krik..

Tapi dibalik itu semua banyak banget keberuntungan yang kami dapat.

Beruntung waktu di Pantai Gondoria, Pariaman kami nggak nyebrang ke Pulau angso duo. Karena disaat kami lagi makan siang, tau-tau Badai. Sampai-sampai tanggak nggak bisa lagi nyuap nasi dan langsung berlarian cari tempat teduh dan semua makanan yang terhidang kami tinggal gitu aja di pondokan pinggir pantai. Disaat yang sama, kapal yang menyebrang ke pulau angso duo terbalik. 3 orang belum ditemukan. Ya Allah
 

Beruntung kami sudah kembali ke Pekanbaru, karena jalan lintas Pekanbaru-Sumbar putus di daerah Pangkalan tertutup banjir. Jalan intas di alihkan ke Kuansing yang jadi lebih jauh.

Beruntung di hari ke 4 kami sudah ke Bukit tinggi dan  mengunjungi Green House Lezatta yang lagi kekinian banget. Walaupun gerimis, tapi cukup puas berkodak ria disana. Siapa sangka, keesokan harinya taman bunga nan cantik itu ditutup masyarakat karena tidak berizin dan menyebabkan kemacetan parah. Sampai tulisan ini rilis, tempat yang instagramable itu masih ditutup.

Ah masih banyak keberuntungan lainnya jika aku bersyukur.

Terimakasih sudah membaca sampai akhir. Selamat liburan akhir tahun. Dan tetap hati-hati di jalan ^_^

4 komentar:

setelah baca tapi nggak ninggalin komentar itu sayang banget. ayo dong dikomen. penulis ingin tau reaksi pembaca.. makasih buat yang udah komen :)