18 Januari 2011

icha vs iyah

tadi pagi... tepatnya jam 06.35. terjadi perang dunia ke 3 dirumahku... tepatnya antara aku dan adikku yang kelas V SD itu.

awalnya ummi menyuruh Iyah (panggilannya di rumah, aslinya Alviah Hasanah) untuk beli gula. saat itu aku masih bergelung dengan selimut putih kesayanganku di kamar, karna libur kuliah, jarang-jarang bisa tidur pagi.hehehe

tapi beberapa kali ummi memanggil adikku yang sudah mulai puber itu, dia tetap asik berkaca di depan cermin. ketika ummi mendatangi kamarku dan mengulangi lagi permintaannya, iyah malah menjawab dengan santai "udah jam setengah tujuh"

padahal dia masuk jam 7.15. sekolahnya pun dekat, dibelakang rumah kami.lagian ummiku saja gurunya masih sibuk mengaduk-aduk nasi goreng untuk sarapan kami. aku mulai geram di dalam selimut, tapi masih malas untuk bangun.
ritual adikku selanjutnya adalah minta uang jajan, tapi ummi tidak punya duit kecil, uang 20ribuan untuk beli gula itulah yang akan di cairakan (bahasa aneh.com) untuk jajan iyah, tapi adik ke 3 ku itu tetap bergeming.

5 menit kemudian, perintah untuk membeli gula ke warung berpindah ketanganku, kontan saja aku langsung bangun dan menghampiri iyah yang sedang memasang sepatu

"pergi belikan gula ni dulu" kataku kasar sambil memasukkan uang 20ribuan itu ke saku seragam merah putihnya.
aku lanjutkan dengan berbagai omelan :

"di suruh beli gula aja susah banget!!"

"kakak aja dulu kelas III sebelum berangkat cuci piring dulu!"

aku ngomel-ngomel sambil membuka jendela rumah, tapi iyah tetap berdiri di depan pintu, geram sekali aku melihatnya. aku pun menghampirinya yang berdiri di depan pintu siap berangkat

"heh! pergilah beli dulu! dekat kok! susah kali kau di suruh!!"

iyah akhirnya tak tahan juga mendengar omelanku yang makin lama makin kasar, dia pun berbalik ke arahku dan melemparkan tasnya ke dalam rumah berniat akan ke warung, wajahnya penuh amarah, sambil melemparkan tas nya kedalam rumah dia berkata

"okke..........

tapi belum selesai iyah melanjutkan kemarahannya, aku yang geram dan emosi karna dia balik marah. aku ambil tas orangenya itu dan aku lemparkan keluar, sampai mental ke halaman, untung halaman rumah kami ditanami rumput hijau, jadi tasnya tidak kotor.

ah....!!! nggak mau iyah ke kedai! " katanya sambil menyampakkan uang 20ribuan itu.

"pergilah kau sana!" kataku tak mau kalah

akhirnya yang perki ke warung untuk membeli gula yang sudah sejak tadi dinanti adalah Lutfi, adik bungsuku yang juga sudah rapi mau berangkat MDA.

hingga sore ini kami masih belum bicara satu sama lain. biasanya pulang sekolah ada-ada saja kejadian di sekolah yang diceritakannya padaku. tapi siang ini tidak. bertemu dikamar pun kami saling diam.hihi lucu juga ya?

pergi ke MDA siang pun dia tidak memintaku untuk mengantarnya, padahala biasanya itu adalah tugasku, buya yang sepertinya tau sedanga ada konflik di antara kami dengan senang hati menawarkan untuk mengantarkannya ke sekolah Madrasah, sedangkan ummi sudah kembali lagi ke sekolah karena ia mengajar kelas VI. dan hari ini ada les.
tinggal aku sendiri di rumah menyesali perkataan kasarku.

kira-kira sampai kapan ya beramtemnya???

ini dia pelakunya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

setelah baca tapi nggak ninggalin komentar itu sayang banget. ayo dong dikomen. penulis ingin tau reaksi pembaca.. makasih buat yang udah komen :)